Minggu, 30 Januari 2011

Lirik lagu sm*SH I HEART YOU






Lirik Lagu SM*SH I Heart You - Berikut ini adalah lirik lagu dari SM*SH yang berjudul I Heart You yang merupakan Boyband Indonesia yang mulai naik daun dan mulai menjadi idola baru remaja putri. Disamping lagunya yang bagus (entah plagiat atau bukan), namun kini banyak sekali remaja putri yang nge-fans sama Boyband SM*SH ini, entah karena dance atau tarian yang mereka bawakan ketika tampil menyanyi atau mungkin karena tampang mereka yang rapi (banyak nyalon kali ya?).

Disamping kontroversi apakah boyband Indonesia SM*SH ini plagiat atau tidak, disini saya ingin berbagi kepada anda lagu andalan dari SM*SH yang berjudul I HEART YOU yang konon sangat membius remaja putri ini. Tanpa panjang lebar lagi, inilah lirik lagu I Heart You dari SM*SH tersebut:

Kenapa hatiku cenat cenut tiap da kamu
Selalu peluhku menetes tiap dekat kamu
Kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku
Selalu diriku malu tiap kau puji aku


Kenapa lidahku kelu tiap kau panggil aku
Selalu merindu romaku tyap kau sentuh aku
kenapa otakku beku tyap memikirkanmu
Selalu tubuhku lunglai tyap kau bisikan cinta


you Know me so well
Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U
I Know you so well
Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U


Tahukah kamu saat kita pertama jumpa
Hatiku berkata padamu ada yang berbeda
Tahukah sejak kita sering jalan bersama
Tiap jam, menit, detik ku hanya ingin berdua
Tahukah kamu, ku takkan pernah lupa
Saat kau bilang, punya rasa yang sama
Ku tak menyangka
Aku bahagia, ingin kupeluk dunia
Kau izinkan aku tuk dapat rasakan cinta


you Know me so well
Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U
I Know you so well
Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U


Ketika diriku rasakan cintamu yang buat kusalah tingkah
you Know me so well, I Know you so well
You Heart me Girl, I heart You Back


Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U beybeh(2x)


you Know me so well
Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U
I Know you so well
Girl I need U
Girl I love U
Girl I heart U
Tak ada bisa memisahkan kita,
Waktupun takkan tega, kau dan aku bersama, selamanya...

seoga buat penggemar berat SM*SH bisa senang dengan lirik lagu ini sehingga nantinya bisa dihafalkan dan dinyanyikan saat mandi atau sedang sendirian.

Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Soekarno membaca naskah Proklamasi yang sudah diketik Sajuti Melik dan telah ditandatangani Soekarno-Hatta
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jumat, 17 Agustus 1945 Tahun Masehi, atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Daftar isi

[sembunyikan]

Latar belakang

Artikel ini bagian dari seri
Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia .png
Sejarah Nusantara
Pra-Kolonial (sebelum 1509)
Pra-sejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Islam
Zaman kolonial (1509-1945)
Era Portugis (1509-1602)
Era VOC (1602-1800)
Era Belanda (1800-1942)
Era Jepang (1942-1945)
Sejarah Republik Indonesia
Proklamasi (17 Agustus 1945)
Masa Transisi (1945-1949)
Era Orde Lama (1950-1959)
Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Operasi Trikora (1960-1962)
Konfrontasi Indo-Malaya (1962-1965)
Gerakan 30 September 1965
Era Orde Baru (1966-1998)
Gerakan Mahasiswa 1998
Era Reformasi (1998-sekarang)
[Sunting]
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Indonesian flag raised 17 August 1945.jpg
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).
Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpg
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[3] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi Teks Proklamasi

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

Naskah Otentik

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Peringatan 17 Agustus 1945

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.


Sabtu, 15 Januari 2011

4 Seniman Paling Berpengaruh di Dunia

1. Beethoven

lahir pada tahun 1770 .Bethoven adalah seorang Jerman komposer dan pianis. Ia adalah tokoh paling penting dalam periode transisi antara Klasik dan Romantic era dalam musik klasik Barat, dan tetap menjadi salah satu yang terkenal dan paling berpengaruh komposer sepanjang masa. yang kemudian ibukota Elektorat Cologne dan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman pada masa kini-hari Jerman, ia pindah ke Wina di awal tahun duapuluhan dan tinggal di sana, belajar dengan Joseph Haydn dan cepat mendapatkan reputasi sebagai virtuoso pianis. Pendengarannya mulai memburuk di akhir 1790-an, namun ia terus menulis, melakukan, dan melakukan, bahkan setelah menjadi tuli sepenuhnya.Bethoven tetap tidak berhenti berkarya meskipun penyakit tulinya semakin parah.Mungkin dengan ketuliannya,perasaan dan kepekaannya menjadi lebih terasa sehingga ia berhasil menghasilkan karya berkualitas tinggi.
2.Leonardo Da Vinci

Leonardo Di ser Piero da Vinci (April 15, 1452 – 2 Mei 1519) adalah seorang Italia polymath: pelukis, pematung, arsitek, musisi, ilmuwan, matematikawan, insinyur, penemu, ahli anatomi, ahli geologi, pembuat peta, ahli botani dan penulis. Leonardo sering digambarkan sebagai arketipe dari orang Renaissance, seorang pria yang tak terpadamkan rasa ingin tahu itu hanya bisa disamai kekuasaannya penemuan.Ia secara luas dianggap sebagai salah satu yang terbesar pelukis semua waktu dan mungkin yang paling berbakat diversely orang yang pernah hidup.Menurut sejarawan seni Helen Gardner, ruang lingkup dan kedalaman kepentingannya adalah tanpa preseden dan “pikirannya dan kepribadian tampaknya bagi kita manusia super, manusia itu sendiri yang misterius dan terpencil”.Marco Rosci menunjukkan, bagaimanapun, bahwa meskipun ada banyak spekulasi tentang Leonardo, visinya dunia pada dasarnya adalah logis, bukan misterius, dan bahwa metode empiris ia mempekerjakan tidak biasa untuk waktunya.Lahir anak tidak sah dari notaris, Piero da Vinci, dan seorang wanita petani, Caterina, di Vinci di wilayah Florence, Leonardo dididik di studio pelukis terkenal Florence, Verrocchio. Sebagian besar bekerja sebelumnya hidupnya dihabiskan dalam pelayanan Ludovico il Moro di Milan. Ia kemudian bekerja di Roma, Bologna dan Venezia dan menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di Prancis, di rumah yang diberikan kepadanya oleh Francis I.
Leonardo dan terkenal terutama sebagai pelukis. Dua dari karya-karyanya, yang Mona Lisa dan The Last Supper, yang paling terkenal, paling direproduksi dan paling diparodikan potret dan lukisan keagamaan sepanjang masa, masing-masing, ketenaran mereka mendekati hanya oleh Michelangelos ‘ Penciptaan Adam. menggambar Leonardo dari Vitruvian Man juga dianggap sebagai ikon budaya, yang direproduksi dalam segala hal dari Euro untuk buku teks untuk t-shirt. Mungkin lima belas lukisannya bertahan, jumlah kecil karena terus-menerus, dan sering bencana, percobaan dengan teknik baru, dan menunda-nunda kronis-nya.Namun demikian, beberapa ini bekerja, bersama dengan notebook, yang berisi gambar, diagram ilmiah , dan pemikirannya tentang sifat seni lukis, terdiri dari kontribusi terhadap generasi selanjutnya dari seniman hanya disaingi oleh kontemporer itu
3. Michellangelo Buonarotti

Michelangelo Buonarroti Simoni Di Lodovico (6 Maret 1475 – 18 Februari 1564), umumnya dikenal sebagai Michelangelo, merupakan Renaissance Italia pelukis, pematung, arsitek, penyair, dan insinyur. Meskipun membuat beberapa forays luar seni, fleksibilitas dalam disiplin ia mengambil adalah seperti sebuah orde yang tinggi bahwa ia sering dianggap sebagai pesaing untuk judul tipikal orang Renaisans, bersama dengan saingannya Italia dan rekan-rekannya, Leonardo da Vinci.
nstrasi yang unik berdiri’s Michelangelo, ia adalah artis Barat pertama yang biografi diterbitkan ketika ia masih hidup.Dua biografi diterbitkan dari dirinya selama hidupnya, salah satunya, oleh Giorgio Vasari, diusulkan bahwa ia puncak yang dari semua pencapaian artistik sejak awal Renaissance, sudut pandang yang terus memiliki mata uang dalam sejarah seni selama berabad-abad. Dalam hidupnya ia juga sering disebut Il Divino (”yang ilahi”). Salah satu kualitas paling dikagumi oleh orang-orang sezamannya adalah miliknya terribilità, rasa kagum-inspirasi keagungan, dan itu adalah upaya seniman berikutnya untuk meniru Michelangelo berapi-api dan gaya pribadi yang sangat yang mengakibatkan Mannerisme, gerakan besar berikutnya dalam seni Barat setelah Renaissance Tinggi.
4.William Shakespeare

William Shakespeare dibaptis 26 1564 April; meninggal 23 April 1616 adalah seorang Inggris penyair dan dramawan, secara luas dianggap sebagai penulis terbesar dalam bahasa Inggris dan dunia unggulan sandiwara itu. Ia sering disebut Inggris nasional penyair dan “Bard of Avon”. selamat Karya-karyanya, termasuk beberapa kolaborasi, terdiri dari 38 drama, 154 soneta, dua panjang puisi naratif, dan puisi lainnya. memainkan karyanya telah diterjemahkan ke dalam setiap bahasa yang hidup besar dan dilakukan lebih sering dibandingkan dengan penduduk dramawan lain.
inan agama, dan apakah karya dikaitkan dengannya telah ditulis oleh orang lain.
Shakespeare yang diproduksi sebagian besar pekerjaan dikenal di antara 1589 dan 1613. awal memainkan Nya terutama komedi dan sejarah, genre dia diangkat ke puncak kecanggihan dan seni pada akhir abad keenam belas. Dia kemudian menulis terutama tragedi sampai sekitar 1608, termasuk Hamlet, King Lear, dan Macbeth, dianggap beberapa karya terbaik dalam bahasa Inggris. Pada tahap terakhir, ia menulis tragicomedies, juga dikenal sebagai roman, dan berkolaborasi dengan drama lainnya.
Banyak dramanya diterbitkan dalam edisi dari berbagai kualitas dan akurasi selama hidupnya. Pada tahun 1623, dua teater mantan rekan-rekannya menerbitkan Folio Pertama, edisi mengumpulkan karya-karya dramatis bahwa termasuk semua kecuali dua dari bermain sampai sekarang diakui sebagai Shakespeare.
Shakespeare adalah seorang penyair dan dramawan dihormati di hari sendiri, tapi reputasinya tidak bangkit ke ketinggian yang sekarang sampai abad kesembilan belas. The Romantics, khususnya,’s Shakespeare jenius diakui, dan Victoria menyembah Shakespeare dengan hormat bahwa George Bernard Shaw disebut “bardolatry”. Pada abad kedua puluh, karyanya berulang kali diadopsi dan ditemukan kembali oleh gerakan-gerakan baru di beasiswa dan kinerja. memainkan Nya tetap sangat populer saat ini dan terus belajar, dilakukan dan ditafsirkan kembali dalam konteks budaya dan politik yang beragam di seluruh dunia.
Michelangelo Buonarroti Simoni Di Lodovico (6 Maret 1475 – 18 Februari 1564), umumnya dikenal sebagai Michelangelo, merupakan Renaissance Italia pelukis, pematung, arsitek, penyair, dan insinyur. Meskipun membuat beberapa forays luar seni, fleksibilitas dalam disiplin ia mengambil adalah seperti sebuah orde yang tinggi bahwa ia sering dianggap sebagai pesaing untuk judul tipikal orang Renaisans, bersama dengan saingannya Italia dan rekan-rekannya, Leonardo da Vinci.
nstrasi yang unik berdiri’s Michelangelo, ia adalah artis Barat pertama yang biografi diterbitkan ketika ia masih hidup.Dua biografi diterbitkan dari dirinya selama hidupnya, salah satunya, oleh Giorgio Vasari, diusulkan bahwa ia puncak yang dari semua pencapaian artistik sejak awal Renaissance, sudut pandang yang terus memiliki mata uang dalam sejarah seni selama berabad-abad. Dalam hidupnya ia juga sering disebut Il Divino (”yang ilahi”). Salah satu kualitas paling dikagumi oleh orang-orang sezamannya adalah miliknya terribilità, rasa kagum-inspirasi keagungan, dan itu adalah upaya seniman berikutnya untuk meniru Michelangelo berapi-api dan gaya pribadi yang sangat yang mengakibatkan Mannerisme, gerakan besar berikutnya dalam seni Barat setelah Renaissance Tinggi.